Suatu hari, seorang pria kaya dengan dana 2 miliar di tangan bertanya kepada Anda, “Kalau saya ingin membuka gerai resmi Adidas, Nike, dan Puma di Indonesia, kira-kira di manakah tempat yang paling strategis untuk melakukannya?” Anda lalu menjawab, “sebaiknya di seputaran Jabodetabek saja. Konsumennya pasti banyak.” Lantas si pria kaya ini membalas, “Ah bosan. Di sana sudah banyak, saya ingin yang di luar itu. Ada usul?”
Cerita super singkat di atas adalah ilustrasi yang sangat bagus untuk memulai artikel saya kali ini. Di rubrik App Jam edisi ini, saya mencoba untuk memperkenalkan sebuah tool gratisan yang keren, mantap, sederhana dan mudah sekali untuk dipakai. Namanya Google Trends. Saya yakin di antara pembaca mungkin ada yang sudah mengenal tool satu ini. Tapi, entah Anda sudah mengenalnya atau belum, yang jelas saya berusaha untuk membahas tool ini dengan tujuan agar Anda bisa menjawab pertanyaan Big Boss di atas, “Di manakah tempat terbaik untuk mendirikan gerai resmi Adidas, Nike, dan Puma di Indonesia di luar Jabodetabek?“
Apa sih Google Trends itu?
Google Trends sejatinya merupakan sebuah layanan gratisan berbasis web dari Google untuk mengecek popularitas kata kunci (keyword/query) berdasarkan volume penggunaan kata kunci itu sendiri ……..
“&8w36&!#479^%($#……………………………………..query”
Nah lho, Anda tampaknya jadi bingung? Baiklah, biar saya sederhanakan dulu. Setiap harinya, kita semua tahu bahwa Google menerima miliaran masukan atau “keyword” dari jutaan penggunanya yang tersebar di seluruh benua. Masukan-masukan dari pengunjung ini, ternyata tidak dibuang begitu saja oleh perusahaan yang bermarkas besar di USA ini. Alih-alih melenyapkan data ini, Google justru menyimpan dan mengolahnya. Google Trends bisa dibilang sebagai antarmuka bagi kita untuk menikmati data yang sudah diolah tadi. Sampai di sini, Anda mungkin akan bertanya lagi, “lalu bagaimana cara menggunakannya?” Maksud saya, cara memfungsikan sesuatu yang saya istilahkan sebagai “antarmuka” ini.
“Apa tadi? Antarmuka? Apa tidak ada yang lebih sederhana?”
“Alright, alright, let’s just called it a web app!”
Cara menggunakan Google Trends
Untuk membuat Google Trends bekerja, Anda hanya perlu mengetikkan kata kunci di kotak yang sudah disediakan. Yups, tepat sekali. Semudah menggunakan mesin cari Google itu sendiri sebenarnya. Perbedaan terpenting antara keduanya adalah hasil pencarian. Ketika menggunakan Google Search, setiap habis menekan tombol “enter”, Anda akan dijejali dengan kumpulan link-link (url) situs yang dianggap Google paling relevan dengan kata kunci yang Anda masukkan. Sementara untuk Trends, hasil masukan para pengguna akan diganjar dengan informasi variatif terkait pencarian yang dimaksud.
Ambil contoh begini, ketika Anda memasukkan kata kunci “Adidas” di Google Search, Anda akan mendapatkan jutaan link (74 jutaan ketika saya menuliskan kalimat ini) yang berkaitan dengan kata kunci “Adidas”. Mulai dari situs resminya, situs penggemarnya, hingga ke link-link yang akan membawa ke akun fb atau twitter milik perusahaan apparel berbasis di Jerman ini. Tapi jika Anda melakukan hal yang sama di kotak pencarian yang ada di situs Google Trends, maka Anda tidak akan mendapatkan jutaan link tadi. Alih-alih link, Google Trends justru akan memberikan Anda berbagai informasi dengan bentuk yang beragam seperti chart atau grafik tingkat pencarian pengguna Google Search terhadap kata kunci “Adidas”, berita paling populer terkait “Adidas”, kemudian ada juga info terkait asal data itu diambil beserta peringkatnya. Berdasarkan data per 10 Januari 2012, negara penyumbang pencarian kata kunci “Adidas” terbanyak masih dipegang oleh Slovakia. Untuk kota masih dipegang oleh Ibukota Argentina, yakni Buenos Aires.
Saya inginnya data “Adidas” untuk wilayah Indonesia, bukan Slovakia!
Untuk Anda yang butuh data terkait volume pencarian “Adidas” di Indonesia, Anda hanya perlu memilih “Indonesia” di panel drop down menu “All Regions” yang terletak di bagian kanan atas situs ini. Kemudian bila Anda ingin mempersempit hasil pencarian ini dengan batasan waktu tertentu, Anda bisa melakukannya dengan memilih salah satu pilihan yang ada di drop down menu “All Years” yang terletak di samping menu “All Regions”. Di panel ini tersedia beberapa pilihan periode selain “All Years” seperti “Last 30 Days”, “Last 12 Month”, dan seterusnya. Oh ya jangan lupa, Google Trends akan langsung mengeksekusi pilihan Anda secara langsung. Jadi ketika Anda memilih Indonesia di panel “All Regions”, Google Trends otomatis me-refresh halaman web yang sedang Anda lihat. Hal yang sama akan terjadi ketika Anda memilih periode waktu pencarian. Jadi jangan kaget kalau Anda sampai tidak menemukan tombol untuk mengeksekusi perintah ini.
Bisakah saya melakukan hal yang sama untuk dua atau tiga kata kunci sekaligus?
Now, that’s the beauty of this thing. Ketika Anda menanyakan hal di atas, sebenarnya saya sudah mulai menggiring Anda untuk menjawab pertanyaan Big Boss di atas, “di manakah tempat terbaik untuk mendirikan gerai resmi Adidas, Nike, dan Puma di Indonesia di luar Jabodetabek?”. Dari penelusuran di Google Trends dengan memasukkan kata kunci seperti ini: “Adidas, Nike, Puma” (lakukan tanpa tanda petik, cukup beri koma saja) plus dengan melakukan beberapa klik di sana sini (baca: pilih All Regions dengan “Indonesia” dan All Years dengan “Last 12 Months”), saya rasa Anda sudah bisa menemui Sang Big Boss tadi dengan sebuah jawaban; BANDUNG!
Penutup
Pada saat saya melakukan “mini research” ini, Kota Bandung sebenarnya berada di urutan lima. Tapi saya tidak punya pilihan lain karena empat kota yang menduduki posisi teratas ternyata adalah kota-kota yang masih masuk dalam wilayah Jabodetabek yakni Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi. Dan Bandung pun saya rasa merupakan salah satu kota yang sangat strategis untuk mendirikan gerai resmi ketiga brand itu. Selain sesak dengan mahasiswa yang haus akan pakaian dan apparel berkualitas, Bandung sendiri sudah terkenal sebagai lokasi wisata belanja tingkat nasional dan internasional. Dengan kata lain, Google Trends bukanlah produk kacangan. Hasilnya tampaknya memang bisa dipertanggungjawabkan.
Tapi Anda harus ingat bahwa jika Anda melakukan penelusuran ini di tanggal yang berbeda, maka Anda kemungkinan akan mendapatkan hasil yang berbeda pula. Jadi jangan kaget kalau tidak melihat Bandung di 5 besar kota penyumbang pencarian kata kunci “Adidas, Nike, dan Puma”. Tapi apapun hasilnya, saya rasa Anda sudah mendapat semacam “insight” untuk melakukan penelitian yang serius tapi tetap santai dan tida terlalu memakan biaya.
Baiklah, sekian dulu perjumpaan kita kali ini. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. Insyaallah. Amin.
PS:
Satu pertanyaan terakhir, “siapakah pengusaha muslim yang mau menjadi Big Boss tadi?”